research
  • 04 Dec
  • 2024

KUNJUNGAN ASOSIASI PENGEMBANG ASPAL BUTON INDONESIA (ASPABI) BERSSAMA PENELITI ASPAL BUTON DARI KOREA INSTITUTE OF CIVIL ENGINEERING AND BUILDING TECHNOLOGY (KICT)

  • Oleh Unidayan Operator

Baubau, 4 Desember 2024 – Rektor Unidayan, Ir. LM. Sjamsul Qamar, M.T., IPU, menerima langsung rombongan yang dipimpin oleh Ketua ASPABI, Ir. Dwi Putranto, M.A., dan Ketua KICT, Dr. Lim, di Ruang Rapat Rektorat Unidayan. Kunjungan ini juga dihadiri oleh Utusan Direktorat Jendral Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementrian Perindustrian serta jajaran dosen dan kepala program studi dari Prodi Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan Teknik Pertambangan Unidayan.

Dalam sambutannya, Rektor Unidayan menyampaikan apresiasi atas kunjungan ASPABI dan KICT, seraya menegaskan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi, asosiasi, dan lembaga penelitian internasional dalam mendorong optimalisasi potensi Aspal Buton. “Aspal Buton adalah salah satu kekayaan alam strategis Indonesia, khususnya di Sulawesi Tenggara. Dengan adanya sinergi antara peneliti, asosiasi, dan akademisi, kita berharap dapat menciptakan inovasi yang tidak hanya bermanfaat secara lokal tetapi juga memiliki daya saing global.

Ketua ASPABI, Ir. Dwi Putranto, M.A., dalam presentasinya menyoroti peran Aspal Buton sebagai solusi ramah lingkungan untuk kebutuhan infrastruktur di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa ASPABI saat ini telah merilis roadmap industri hilirisasi Aspal Buton, yang menjadi panduan strategis dalam mengoptimalkan pemanfaatan Aspal Buton untuk kebutuhan nasional maupun ekspor. "Roadmap ini menjadi langkah penting dalam mendorong hilirisasi yang efisien dan berkelanjutan, sehingga Aspal Buton dapat semakin dikenal di kancah internasional," ujarnya. Selain itu, ia menyampaikan bahwa kunjungan ASPABI bersama KICT kali ini bertujuan untuk meninjau langsung potensi Aspal Buton sekaligus melakukan peliputan mengenai bahan baku ini dalam konteks teknologi dan industri.


Dalam kunjungan tersebut, rombongan ASPABI dan KICT juga menyatakan keinginan untuk mendengarkan pandangan dan pengalaman Ir. LM. Sjamsul Qamar, M.T., IPU., yang telah lama dikenal memiliki kontribusi signifikan dalam pengembangan Aspal Buton. Rektor Unidayan memiliki riwayat pengalaman yang panjang dalam dunia aspal nasional sejak bergabung dengan PT. Sarana Karya pada tahun 1983, perusahaan yang kala itu menjadi pelopor pengelolaan Aspal Buton. Pengalaman dan wawasan beliau menjadi salah satu alasan utama rombongan ini memilih Unidayan sebagai mitra diskusi strategis.


Sementara itu, Dr. Lim, mewakili KICT, memaparkan pengalaman Korea dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk membangun infrastruktur berkelanjutan. Ia juga mengajak para akademisi dan mahasiswa Unidayan untuk terlibat dalam program riset kolaboratif internasional yang dapat membuka peluang besar bagi Aspal Buton untuk dikenal di pasar global.

Rektor Unidayan, didukung oleh para dosen dari Prodi Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan Teknik Pertambangan, menyatakan ketertarikannya untuk berpartisipasi aktif dalam penelitian terkait Aspal Buton. “Unidayan memiliki sumber daya akademik yang siap berkontribusi dalam pengembangan teknologi Aspal Buton. Kami berkomitmen untuk terlibat dalam penelitian kolaboratif ini, baik di tingkat lokal maupun internasional,” tegas Rektor.

Selain diskusi mengenai pengembangan teknologi Aspal Buton, pertemuan ini juga diisi dengan dialog interaktif antara para peneliti KICT, dosen, dan mahasiswa Unidayan. Dialog ini membahas tantangan serta peluang riset di bidang teknik sipil, mesin, dan pertambangan, khususnya dalam mendukung eksplorasi dan pengolahan Aspal Buton yang berkelanjutan.

Rektor Unidayan menutup pertemuan dengan harapan bahwa kunjungan ini akan menjadi langkah awal dari kolaborasi yang lebih intensif antara ASPABI, KICT, dan Unidayan. “Kami siap mendukung setiap inisiatif yang berorientasi pada pengembangan potensi lokal demi kemajuan masyarakat dan bangsa,” tambahnya.


Kunjungan ini menjadi bukti nyata dari peran Unidayan sebagai perguruan tinggi yang aktif dalam menjalin kemitraan strategis untuk mendukung pengembangan teknologi berbasis potensi lokal, sekaligus membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk terlibat dalam riset yang berdampak nyata.